Asset Strategy: Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa
Transportasi merupakan urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan nasional. Tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini adalah bagaimana mewujudkan jaringan transportasi nasional yang handal (kuat, aman, nyaman, dan efisien) dengan keterbatasan resources (SDM, dana, dan organisasi) sehingga mampu memberikan manfaat pelayanan transportasi yang memadai dan sinergis serta meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas barang dan jasa yang bisa meningkatkan daya saing nasional.
Pembangunan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya adalah salah satu proyek transportasi prioritas pemerintah. Pelaksanaan proyek ini mengundang kontroversi. Hal ini disebabkan banyak pihak menganggap pembangunan jalan tol trans jawa yang akan menghubungkan Merak dan Banyuwangi sejauh 1.200 kilometer dan diperkirakan menelan biaya Rp. 46,67 triliun tidak tepat, seharusnya pemerintah lebih tepat mengembangkan kereta api sehingga kualitas dan kapasitas pelayananannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam Total Asset Management disebutkan bahwa asset strategy adalah vehicles by which agency matches its asset portofolio to its service delivery requirements . Sehingga untuk memenuhi definisi tersebut, yaitu menandingkan asset portofolio dan pelayanan kepada masyarakat, maka harus diperlukan asset strategi. Tulisan ini akan membahas proyek jalan tol trans Jawa dilihat dari sudut pandang asset strategi, dalam hal ini apakah pemerintah sudah menerapkan asset strategi dalam proyek tersebut? Asset strategy sendiri mendasarkan kepada lima pertanyaan berikut (asset strategy development) sebagi “pintu” masuk pembuatan keputusan, yaitu asset/service dependency, asset utilisation, asset location, asset capacity serta asset functionality? (more…)
El Rafa 